Sirip , taring ular, dan sayap capung sering dijadikan panutan oleh para peneliti. Rekayasa bionik melebur inspirasi dari alam dengan teknologi termutakhir.

Ide untuk rekayasa bionik berasal dari banyak bidang. Mulai dari biologi, fisika dan matematika hingga teknik material. Penemuan berdasarkan alam ini diterapkan lebih banyak bidang lagi, khususnya arsitektur, disain, dan produksi.
Penerapan Prinsip Bionik
Oliver Schwarz, pimpinan kelompok peneliti biomekanik dari institut Fraunhofer di Stuttgart, memperlihatkan sistem penggerak bagi kapal yang meniru seekor cumi-cumi. Empat bola sintetis elastis dengan sistem mekanis memompa air agar terjadi pergerakan. Uniknya, sistem penggerak dihasilkan melalui bantuan printer 3D.
Dua prinsip bionik hasil meniru ular anakonda diterapkan pada alat operasi piringan sendi yang juga dikembangkan di Fraunhofer. Schwarz menjelaskan, "Selama ini, alat operasi setelah memotong satu bagian, harus keluar masuk ruang operasi." Ini meningkatkan resiko infeksi dan jika terjadi pendarahan sulit bagi dokter untuk menemukan kembali bagian yang dioperasi.

                                           Ventilator dengan prinsip bionik meniru burung elang
Solusinya, alat yang bisa memotong hingga 40 kali tanpa meninggalkan lokasi operasi. Bagian yang dipotong menghilang di dalam alat tersebut. "Prinsipnya sama seperti jajaran gigi ular yang tertata ke bagian belakang rahang ", ujar Schwarz.

Ventilator Sepelan Kepakan Sayap

Niels Polenz, dari perusahaan Blacknoise, memperkenalkan ventilator meja dan ventilator komputer yang lebih pelan 20 persen dari ventilator yang sudah ada di pasaran.
Burung pemangsa seperti elang mengepakkan bulu di ujung sayap agar pusaran udara yang dihasilkan sangat kecil. Jadi gelombang yang keras bisa dihindari. Para pembuat pesawat mencapainya dengan bantuan Winglets, sirip di ujung pesawat.
Ventilator menggunakan prinsip yang sama, tapi wujudnya tidak lagi dikenali. "Idenya adalah menganggap bulu sebagai simpul dan menggunakannya untuk mengurangi pusaran luar", jelas Polenz. "Sehingga tercipta banyak pusaran kecil dan suara bising dikurangi."

Serangga Raksasa Ringan


Perusahaan produsen mesin Festa mengembangkan robot seperti capung yang bisa dikendalikan secara jarak jauh. Para insinyur mencoba meniru struktur capung semirip mungkin.
BionicOpter sangat ringan dan mampu terbang ke segala arah dan melaksanakan manuver terbang yang rumit. Insinyur menggunakan smartphone untuk mengendalikan serangga raksasa tersebut.
Penemuan lain perusahaan ini juga menerapkan prinsip bionik. Seperti robot genggam yang hanya
                                                                              LearningGripper meniru cara kerja tangan manusia
memiliki empat jari tapi meniru tangan manusia. LearningGripper mampu mengenali sebuah bola plastik melalui sentuhan. Pada sebuah pameran misalnya, robot bisa memutar bola ke arah yang benar sehingga logo perusahaan berada di atas.

Sumber :     DW Inovator

0 comments:

Post a Comment